Sunday, May 9, 2010

The Past, The Present and The Future

Ide menulis ini muncul setelah aku membaca bab-bab pertama dari novel berjudul "The Time Traveler's Wife". Novel ini menceritakan tentang seorang penjelajah waktu yang jatuh cinta pada seorang perempuan. Masalahnya, sang pria selalu berpindah waktu sedangkan sang perempuan tidak bisa ikut bersamanya. Ada kalimat yang menarik di bab prolog novel ini: Mengapa ketidakhadiran memperbesar rasa cinta?

Terlepas dari novel yang belum kuselesaikan itu, aku mulai berpikir akan masa lampauku, masa kecilku.

Aku ingat bagaimana dulu ketika masih Taman Kanak-kanak aku sangat cengeng. Kalau tidak salah dulu aku pernah tidak mau masuk sekolah. Entah karena apa. Dulu aku juga punya seorang sahabat, kini kami sudah tidak saling berhubungan lagi. Terakhir kami mengobrol lewat Friendster. Dimana kau berada sekarang?

Ketika Sekolah Dasar, aku ingat aku juga punya seorang sahabat. Kami satu kelas selama dua tahun. Lalu aku ingat dulu ada pelajaran kesenian dan di pelajaran itu para murid diminta bernyanyi dan menari. Aku ingat, aku pernah jadi koreografer gerakan tarian di kelompokku. Kami menari dengan diiringi lagu Gending Sriwijaya. Aku juga pernah ikut dalam pentas seni yang diadakan dalam rangka peringatan pelindung sekolah. Kalau tidak salah waktu itu aku kelas lima SD. Kelas enam SD, aku ikut dalam paduan suara untuk perpisahan. Aku juga ingat, ketika perpisahan teman-temanku mengajak foto bersama dengan kamera mereka. Aku sempat ingin minta cetakan fotonya tapi tidak sempat karena setelah selesai cap tiga jari aku langsung berangkat ke Palembang. Hiks, jadi menyesal jadinya. Aku tidak punya foto perpisahan dengan teman-teman SDku T^T

Masa kecilku di Lahat bisa dibilang sangat bahagia. Tidak ada satupun masalah yang terjadi. Lain dengan masa SMP dan SMAku. Tapi aku tidak akan menceritakan semuanya. Sulit juga bernostalgia dengan ingatan yang samar-samar.

Berbeda dengan diriku yang sekarang, anak kuliahan semester 4 yang sudah mandiri dan dewasa. Aku sekarang lebih tahu dan sadar dengan tanggung jawabku, meskipun masih saja sering mempertanyakan apa yang sebenarnya kulakukan bahkan menyesalinya. Padahal aku sadar kalau kebodohan manusia yang terbesar adalah menyesali masa lalu.
Masa lalu ada dan telah terjadi tanpa mampu diubah. Biarlah menjadi kenangan, jangan pernah disesali. Bila ada kesalahan yang dilakukan di masa lalu, camkan pada diri sendiri untuk tidak akan mengulanginya baik di masa sekarang dan masa depan. Namun masa depan sendiri juga tidak seorang pun yang tahu. Kita hanya bisa berencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan. Jalani hari dengan semangat yang lebih baik dari hari sebelumnya.

Gampang sekali ya bicara seperti itu. Teori memang gampang, tapi prakteknya jauh lebih susah. Bahkan mungkin kita tidak tahu teori seperti apa yang melandasi praktek tindakan yang kita lakukan. Yah, semuanya kembali pada usaha. Semoga aku bisa berhasil mempraktekkan teori-teori di atas :D

See you in the next post ;)

0 comments: