Monday, June 14, 2010

Nilai sebuah konsistensi

Tahukah kau, betapa berharganya sebuah konsistensi?

Bila dinilai dengan uang, bisa diibaratkan dengan sebuah perusahaan yang berusaha mempertahankan SDM berkualitas tinggi dengan menawarkan gaji yang besar.

Sebenarnya tidak melulu dinilai dengan uang. Masih banyak hal yang bisa didapat dari menjalani sebuah konsistensi.

Namun apa? Hampir semua orang berpikir, buat apa melakukan sesuatu kalau tidak dibayar? Buat apa terus bekerja padahal gajinya tidak sepadan? Dan apa yang terjadi? Seseorang yang tadinya bertekad untuk terus konsisten bisa terpengaruh dengan perkataan itu dan meninggalkan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Akar dari konsistensi itu sendiri adalah janji. Janji yang diucapkan di awal untuk 'akan' bertanggung jawab dengan segala kewajiban.
Seperti apa yang pasti dikatakan oleh semua pelamar kerja di interview mereka, seperti apa yang selalu dikatakan setiap orang di awal penjalanan tugas, bahwa: "Saya berani menjamin bahwa saya akan terus bekerja disini dan memberikan yang terbaik pada perusahaan ini, apapun yang terjadi."

Apa yang terjadi selanjutnya?
Ketika suatu kesulitan datang, orang itu akan berusaha melewati rintangan itu dengan segala kemampuannya.
Ketika kesukaran yang lebih sulit datang, orang itu akan semakin kehabisan ide.
Dan seterusnya, hingga pada batas tertentu orang itu akan merasa capek dan berpikir, "Saya merasa inilah batas saya namun atasan tidak bisa mentolerir keterbatasan saya. Balasan atas kerja keras saya tidak ada. Bukankah ini saatnya saya mengundurkan diri dan mencari tempat yang lebih baik?"

Aku tidak begitu mengerti dengan pola pikir orang dewasa. Semua bertolak ukur pada uang. Buat apa ngajar kalo ga dibayar? Buat apa ini kalo ga ada duitnya? Buat apa itu kalo cuma bikin capek doang?
Apakah uang itu sebegitu pentingnya?

Ya, aku mengerti kalo uang memang penting. Uang bisa buat beli makanan, minuman, pakaian, bayar keperluan rumah, bayar kuliah, dan lain-lain.
Tapi kurasa, apa yang kucari saat ini bukanlah soal uang, melainkan soal kepuasan batin. Kepuasan yang hanya akan terpenuhi dengan suasana yang nyaman, senang dan bahagia. Kepuasan akan hal lain yang akan kudapat selain uang: pengalaman.

Orang bilang, kita harus belajar dari pengalaman. Semakin punya banyak pengalaman, kita akan menjadi lebih sukses. Tapi tentu saja, pengalaman banyak tanpa dijadikan bahan pelajaran sama sekali tidak ada gunanya. Seperti seorang pencuri yang sudah pernah masuk penjara karena mencuri ayam, setelah bebas ia kembali masuk penjara karena mencuri jemuran *just for example XD*
Mungkin sekilas orang akan berpikir, "Bodoh sekali dia padahal sudah pernah masuk penjara kok malah mencuri lagi jadinya masuk penjara 2 kali. Apa perlu dipenjara seumur hidup agar jera?"
Padahal si pencuri itu juga belajar dari pengalaman, meskipun tetap saja terkesan bodoh: ia belajar untuk tidak mencuri ayam lagi karena mencuri ayam jauh lebih beresiko karena ayam lebih mahal dari jemuran. LOL

Oke, balik lagi ke topik.
Kesimpulannya, konsistensi menjadi mahal harganya ketika pengalaman yang kau dapatkan dalam kekonsistenan itu jauh lebih berharga daripada uang.

Sampai sini dulu deh, daripada topiknya kembali menyimpang :P *belakangan ini suka OOT :))*

See you then~!

Thursday, June 10, 2010

Pernahkah?

Hei, bayangkan bila ada sesorang yang bertanya padamu.

Pernahkan kau merasa sangat optimis dengan dirimu sendiri?
Pernahkah kau merasa bahwa kau bisa melakukan segalanya?
Pernahkah kau merasa keberadaan dirimu begitu tidak berharga di mata orang lain?
Pernahkah kau merasa pilihan yang kau ambil ternyata berakhir dengan kegagalan?
Pernahkah kau merasa kau merasa sangat serba salah terhadap segala sesuatu, karena pilihanmu yang fatal?

Pernahkah kau merasa sangat bingung pada akhirnya, ketika menyadari semua pikiranmu naif semata?
Pernahkah kau kehilangan arah ketika semua orang menumpukan keputusan padamu?
Pernahkah kau akhirnya memutuskan segala sesuatu tanpa pemikiran karena sudah didesak waktu?
Pernahkah kau terjebak pada dua pilihan, antara memuaskan egomu semata atau memuaskan ego orang lain? Yang mana yang akan kau pilih?
Kedua pilihan sama-sama salah. Sama seperti 2 orang yang sama-sama melakukan kesalahan, masing-masing dari mereka malah menyalahkan diri mereka sendiri meskipun rasanya jauh lebih sakit daripada menerima kegagalan itu sendiri.

Terakhir, pernahkan kau merasa hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan pertanyaan-pertanyaan konyol seperti ini?

Bila kau bertanya padaku, apa jawabanku? Ya.

*It's another random post, so feel free to ignore this post*

Sunday, June 6, 2010

Blank blank blank

Hello, fellas!

Nyaris sebulan sejak postingan terakhir. Gw ga nulis selama itu gara-gara komputer gw rusak. Trus pake laptop cc. Tetep aja males nulis. Ga sempet juga.

Oke, langsung intinya aja ya~

Kenapa judul postingan ini "Blank blank blank"?
Is there anyone who can guess the answer?

Hmm, blank blank blank itu kalo dalam bahasa Inggris sama dengan titik titik titik "...", dipakai di soal isian singkat atau dlm pertanyaan.
Sedangkan makna blank blank bagi gw sendiri.. hampir mirip dengan arti di atas.
Simple aja, gw lagi nge-blank.
Ga tau mau ngapain, pikiran rasanya kosong; karena kekosongan itu dipenuhi oleh segudang pertanyaan yang belum terjawab.

Nah, untuk mengatasi ke-blank-an ini *aneh deh bahasanya*, gw pun nulis disini. Biasa, cuma untuk menuangkan pikiran. Biasanya kalo lagi stres gw pasti nulis. Seperti sekarang :)

Cerita kali ini mungkin tentang apa saja yang sudah terjadi sejak postingan terakhir:
1. Terhempas badai tugas tapi akhirnya bisa selamat.
2. Salah satu harapan naif gw terwujud dan gw mendapat sesuatu yang tidak terduga.. One of my wishlist will be fulfilled :)
3. Stres jadi editor newsletter
4. Stres berat karena nafsu makan nambah karena gw stres *semoga ngerti maksudnya*
5. Emosi naik-turun gara-gara band indonesia abal-abal yang pastinya sudah sangat terkenal di seluruh dunia terutama para K-POP lover, Mosquito Band alias band NYAMUK-NYAMUK HUTAN. *oke, gw mulai ngamuk lagi :P*
6. Gw ngerasa ada yang salah dengan apa yang gw lakukan sekarang. Ada sesuatu yang mengganjal. Bolehkan gw terus seperti ini?

Kira-kira itu aja yang terjadi. Terlihat singkat, tapi sangat kompleks.
Setelah selesai menulis ini, semoga perasaan gw bisa membaik.

Anyway, sekarang gw lagi dengerin lagu dari album terbaru Outsider, lagu yg judulnya Outsider. Khas seperti biasa, full with his rapid rap. Rasanya kalo denger lagu ini yang diulang-ulang terus, perasaan buruk gw bisa berlalu bersamaan ratusan kata yang ada di rapid rapnya :D

This post is really random XD
See you later!